Tugas
agama
1.
Jelaskan yang dimaksud denngan
bertoleransi beragama ?
2.
Buatlah dua contoh praktis bentuk
bertoleransi beragama ?
3.
Jelaskan maksud dari surah yunus
ayat 40 – 41 ?
4.
Bagaimana hokum nikah antara orang
yang berbeeda agama? Jelaskan dan sebutkan pila salah satu keputusan MUI
sebagai dasar argumentasi anda?
5.
Jelaskan maksud dari pernyataan
menjadi mukmin atau kafir adalah sebuah pilihan, dengan mengacu pada salah satu
ayat.
6.
Bagaimana pendapat anda terhadap
orang yang merusak tempat ibadah dengan bertakbir karena tidak sealiran.
Jelaskan dengan ayat/hadis yang menjadi referensinya.
7.
Apa yang anda ketahui tentang EQ dan
SQ? jelaskan.
8.
Bagaimana penerapan EQ dan SQ dalam
usaha menciptakan kerukanan antarumat beragama? Jelaskan dan berilah contoh
yang konkret.
9.
Temukan beberapa ayat al-Qur’an yang
menjelaskan tentang toleransi antarumat beragama
10.
Tulislah QS.Al-kafirun ayat 1 – 6
lengkap dengan artinya.
Jawaban
1.
Toleransi beragama adalah suatu
sikap yang saling menghargai, dan menghormati umat yang beragama lain dan tidak
memaksa umat beragama lain untuk masuk keagama lain atau suatu agama tidak
boleh menjalek-jelekan agama lain dan mendiskrminasi agama lain.
2.
Contoh
toleransi beragama:
·
umat agama islam menghormati
kepercayaan umat agama kristen.
·
umat agama kristen tidak menggangu
umat agama buddha saat beribadah.
3.
Maksud dari surah yunus ayat 40-41
yaitu, allah telah memberikan akal sehat kedapa setiap manusia agar bisa
membedakan mana yang baik dan yang buruk. Manusia juga dapat menentukan dirinya
masuk golongan orang yang beriman atau golongan ingkar meskipun ada 2 golongan
Allah SWT tetap memerintahkan nabi Muhammad saw dan penerusnya untuk berdakwah
dan saling menghormati.
4.
Perempuan
beragama Islam menikah dengan laki-laki non-Islam
Hukum
mengenai perempuan beragama Islam menikah dengan laki-laki non-Islam adalah
jelas-jelas dilarang (haram). Dalil yg digunakan untuk larangan menikahnya
muslimah dengan laki-laki non Islam adalah Surat Al Baqarah(2):221,“Dan janganlah kamu nikahi wanita-wanita
musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih
baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu.
Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik
(dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman
Sesungguhnya
budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik walaupun dia menarik hatimu.
Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan
izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada
manusia supaya mereka mengambil pelajaran.”
Jadi,
wanita musliman dilarang atau diharamkan menikah dengan non muslim, apapun
alasannya. Hal ini sebagaimana dinyatakan dalam Alquran di atas. Bisa
dikatakan, jika seorang muslimah memaksakan dirinya menikah dengan laki-laki
non Islam, maka akan dianggap berzina.
Pendapat berbeda disampaikan pengajar hukum Islam di UI
Farida Prihatini. Farida menegaskan bahwa MUI melarang perkawinan beda agama. Pada prinsipnya, bukan hanya agama Islam. “Semua agama tidak
memperbolehkan kawin beda agama. Umatnya saja yang mencari peluang-peluang.
Perkawinannya dianggap tidak sah, dianggap tidak ada perkwianan, tidak ada
waris, anaknya juga ikut hubungan hukum dengan ibunya. Farida jg menilai
Pemerintah tidak tegas. Meskipun UU tidak memperbolehkan kawin beda agama,
tetapi Kantor Catatan Sipil bisa menerima pencatatan perkawinan beda agama yang
dilakukan di luar negeri. Padahal,Kantor Catatan Sipil merupakan produk negara.
Dengan demikian, seharusnya yang dicatat KCS adalah sesuai dengan hukum
Indonesia. “Secara hukum tidak sah. Kalau kita melakukan perbuatan hukum
di luar negeri, baru sah sesuai dengan hukum kita dan sesuai dengan hukum di
negara tempat kita berada. Harusnya kantor catatan sipil tidak boleh melakukan
pencatatan,
5. Kafir
adalah sebuah istilah dalam Islam yang digunakan untuk menyebut manusia yang
tidak mau beriman (mengakui rukun Iman). Lalu ada sebuah artikel yang pernah
saya baca, jika seseorang masuk Islam namun tidak beriman bisakah disebut kafir
seperti saya seorang muslim namun belum beriman secara menyeluruh. Itu sebuah
kalimat yang ditulis oleh Herry dalam situs suluh. Saya hanya mengelus dada.
Betapa dangkal pemahaman tentang Islam, jika seseorang membaca artikel dan
pemahaman tentang dien ini hanya setengah-setengah pastilah ia akan bilang
betul dan betul dengan berbagai jabaran kafir yang ngawur.
QS. 5 : 72 >> Kafir bila
mengatakan Allah yang tiga (Bapak, anak, roh khudus).
6. Seharus
nya orang tersebut berfikir Bagaimana jikalau tempat Agama dia tersebut di
Rusak ? Jika itu terjadi saya akan Melawan nya atau menasehati nya. bahwa dalam
agama kita tidak boleh saling merugikan 1 sama lain.
Larangan merusak tempat ibadah itu
ditegaskan Surah AAl-Hajj ayat 40, “Dan sekiranya Allah tiada menolak
(keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentulah telah
dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadat orang Yahudi
dan masjid- masjid.”
7. EQ (Emotional Quotients)
Kecerdasan emosional adalah kemampuan pengendalian diri sendiri,semangat, dan ketekunan, serta kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustrasi, kesanggupan untuk mengendalikan dorongan hati dan emosi, tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stress tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, untuk membaca perasaan terdalam orang lain (empati) dan berdoa, untuk memelihara hubungan dengan sebaik-baiknya, kemampuan untuk menyelesaikan konflik, serta untuk memimpin diri dan lingkungan sekitarnya.
SQ (Spiritual Quotients)
Perlu dipahami bahwa SQ tidak mesti berhubungan dengan agama, Kecerdasan spiritual (SQ) adalah kecerdasan jiwa yang dapat membantu seseorang membangun dirinya secara utuh. SQ tidak bergantung pada budaya atau nilai. Tidak mengikuti nilai-nilai yang ada, tetapi menciptakan kemungkinan untuk memiliki nilai-nilai itu sendiri. kecerdasan spiritual adalah kecerdasan yang berasal dari dalam hati, menjadikan kita kreatif ketika kita dihadapkan pada masalah pribadi, dan mencoba melihat makna yang terkandung di dalamnya, serta menyelesaikannya dengan baik agar memperoleh ketenangan dan kedamaian hati. Kecerdasan spiritual membuat individu mampu memaknai setiap kegiatannya sebagai ibadah, demi kepentingan umat manusia dan Tuhan yang sangat dicintainya.
Kecerdasan emosional adalah kemampuan pengendalian diri sendiri,semangat, dan ketekunan, serta kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustrasi, kesanggupan untuk mengendalikan dorongan hati dan emosi, tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stress tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, untuk membaca perasaan terdalam orang lain (empati) dan berdoa, untuk memelihara hubungan dengan sebaik-baiknya, kemampuan untuk menyelesaikan konflik, serta untuk memimpin diri dan lingkungan sekitarnya.
SQ (Spiritual Quotients)
Perlu dipahami bahwa SQ tidak mesti berhubungan dengan agama, Kecerdasan spiritual (SQ) adalah kecerdasan jiwa yang dapat membantu seseorang membangun dirinya secara utuh. SQ tidak bergantung pada budaya atau nilai. Tidak mengikuti nilai-nilai yang ada, tetapi menciptakan kemungkinan untuk memiliki nilai-nilai itu sendiri. kecerdasan spiritual adalah kecerdasan yang berasal dari dalam hati, menjadikan kita kreatif ketika kita dihadapkan pada masalah pribadi, dan mencoba melihat makna yang terkandung di dalamnya, serta menyelesaikannya dengan baik agar memperoleh ketenangan dan kedamaian hati. Kecerdasan spiritual membuat individu mampu memaknai setiap kegiatannya sebagai ibadah, demi kepentingan umat manusia dan Tuhan yang sangat dicintainya.
8.
Penerapan EQ dan SQ dalam usaha
menciptakan kerukanan antarumat beragama yaitu kita mampu mengandalikan diri
kita untuk tidak mudah terpancing amarah kita,dan kita juga dapat memotivasi
seseorang agar tidak mudah untuk menyerah dalam menghadapi masalah apapun.
Contoh : jika seseorang memancig emosi kita dengan
menggunakan kata yang tidak benar kita harus dapat mengendalikan amarah kita.
9.
QS.
Al-Kafirun : 1-6
QS. Al-An’am : 108
QS. Al-Baqarah : 256
QS. Al-Mumtahanah : 8-9
QS. Yunus : 40-41,99
QS. Asy-Syura’ : 15
QS. Al-Khaf : 29
10.
Artinya:
Katakanlah: "Hai orang-orang kafir, Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku." (QS. Al-Kaafiruun : 1-6)
Katakanlah: "Hai orang-orang kafir, Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku." (QS. Al-Kaafiruun : 1-6)
0 komentar:
Posting Komentar